Total Tayangan Halaman

Jumat, 10 April 2009

Kemenangan Demokrat Versi Quick Count

Disebuah obrolan ringan terbetus, "Milih siapa tadi, Mang ?". "Ngak tahu, tapi semuanya saya contreng Partai Demokrat". "Kenapa ?". "Saya suka SBY".
Ungkapan lain berbunyi : "Saya milih calon-calon dari Partai Demokrat karena saya masih seneng terima BLT, walaupun saya ngak ada yang kenal calegnya"
Dari cuplikan-cuplikan sederhana tadi, merupakan sebagian potret masyarakat yang masih mendukung ingin dilanjutkannya masa pemerintahan SBY.

Kemenangan Partai Demokrat versi quick count dari berbagai lembaga survey di Indonesia menjadikan rangsangan diskusi bagi seluruh elemen di masyarakat, mulai dari masyarakat desa sampai kota, masyarakat awam sampai terpelajar, bahkan dari rakyat jelata sampai pejabat. Walaupun pengumuman resmi Pemilu masih sekitar 2 minggu yang akan dilakukan KPU, namun masyarakat nampaknya seolah sudah yakin 100 persen, bahwa inilah hasil Pemilu tahun ini.

Lonjakan suara Partai Demokrat merupakan tolok ukur keberhasilan pemerintahan SBY. Kampanye yang disodorkan Demokrat menyentuh masyarakat terutama dengan memperlihatkan program-program yang diluncurkan pemerintah. Program yang langsung dapat dirasakan rakyat seperti BLT,BOS,PNPM,Kenaikan Gaji PNS,Kenaikan Tunjangan Guru, merupakan poin yang krusial penilaian rakyat bagi pemerintah.
Poin tambahan untuk Demokrat saat kampanye adalah adanya blunder dari oposisi yang menyerang BLT (Kemanakan harga diri bangsa ?, hanya karena 100/200 ribu kita kehilangan harga diri) ungkapan ini membuat si miskin menangis, gol bunuh diri 1-0 untuk Demokrat. Ralat oposisi yang berbalik mendukung BLT lewat tayangan kampanye di TV, malah sebenarnya menambah poin menjadi 2-0 untuk Demokrat.
Jika dilihat dari sisi baiknya serangan oposisi terhadap program BLT ada benarnya, kapan masyarakat kita akan mandiri jika harus terus menerus dimanja ?

Kemenangan Demokrat pada Pemilu kali ini menjadikan posisi SBY kuat guna pencalonan Presiden mendatang, dibandingkan dengan posisi SBY pada pemilihan presiden periode sebelumnya. Namun masalahnya, siapa pendamping SBY ? JK, HNW, atau SSHB ?
Tentunya bagi bangsa "siapapun" yang penting membawa perubahan yang lebih baik untuk negara dan rakyatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar